Cybercrime dan UKM, Waspadalah!

Secara global, menurut laporan dari ThreatMetrix, berdasarkan data-data transaksi pembayaran dari sejumlah situs e-commerce, maka pada kuartal pertama 2016 (Januari-Maret) telah terjadi peningkatan aktivitas cybercrime sebesar 35% dibandingkan dengan data pada akhir 2015. Sementara bila dibandingkan dengan data pada kuartal yang sama pada tahun 2015, maka aktivitas cybercrime pada kuartal pertama 2016 ini naik 52%. Hal ini secara tidak langsung menunjukkan kecenderungan yang sangat signifikan dari meningkatnya aktivitas cybercrime di dunia saat ini. Bila dikomparasikan dengan data dari Symantec, sepanjang tahun 2015, ternyata 43% dari  serangan cybercrime mengarah pada kelompok bisnis kecil dan menengah (UKM). Umumnya perusahaan besar/multinasional, perbankan, pemerintah, instansi penegak hukum, dan perguruan tinggi adalah menjadi target utara para penjahat di dunia maya. Namun dengan semakin maraknya pelaku bisnis UKM memanfaatkan layanan internet dan teknologi informasi sebagai platform bisnis yang dijalankannya, maka fokus para pelaku kejahatan dunia maya tersebut telah mengalihkan target opersionalnya pada kelompok bisnis UKM.

Dalam pandangan para penjahat dunia maya, infrastruktur TIK dan keamanan komputer yang diterapkan oleh para pelaku bisnis UKM tergolong mudah, terbuka dan sederhana dibandingkan dengan upaya mereka untuk menembus infrastruktur dan keamanan sistem komputer perusahaan besar yang didukung oleh investasi perangkat keamanan komputer yang handal dan mahal.   Dimata para penjahat dunia maya, sistem komputer pada UKM memiliki daya tarik untuk dijadikan sebagai target, diantaranya adalah: kurangnya security awareness berdampak pada munculnya sejumlah lubang keamanan, data pada UKM memiliki potensi sebagai backdoor untuk bisa menembus sistem komputer dari perusahaan yang lebih besar, termasuk industri perbankan. Faktor lainnya adalah lemahnya SDM pengguna sistem sehingga menjadi sasaran empuk untuk aktivitas email phising. Dalam banyak kasus cybercrime, email phising menduduki tempat pertama sebagai modus utama para penjahat dunia maya menembus sistem komputer. Lemahnya SDM adalah salah satu human factor yang dimanfaatkan sebagai pintu masuk terbukanya security hole serta masuknya sejumlah malware dan ransomware.

Link lengkap  berita:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.